Liputan5news.com - Sidoarjo. Sejumlah warga Desa Sedenganmijen Kecamatan Krian - Sidoarjo mulai dari anak - anak hingga dewasa berebut tumpeng tempe raksasa setinggi 10 meter di lapangan Desa Sedenganmijen. Acara ini merupakan puncak ruwat Desa Sedenganmijen selama tiga hari mulai hari Kamis dengan acara istighosah, Jumat dengan acara barikan dan pagelaran wayang kulit dan pada hari minggu pagi ini acara puncak tumpeng tempe raksasa dengan tema "Memayu Hayuning Bawono 2025".
Warga sangat antusias mengikuti puncak acara ruwat Desa Sedenganmijen, hal itu tampak dari padatnya lalu lintas di jalan raya Krian - Sidoarjo karena adanya arak - arakan warga yang membawa aneka ragam jenis tumpeng. Ada diantaranya tumpeng sayuran, tumpeng buah - buahan, tumpeng roti bahkan ada tumpeng sandal.
Turut hadir dalam acara ini Forkopimka Kecamatan Krian, Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo dari fraksi PKB M. Abud Asyrofi, S.Pd.I, Kades Sedenganmijen beserta perangkat desa, Ketua BPD dan seluruh lembaga Desa Sedenganmijen, Ketua PAC Pemuda Pancasila Krian, Ketua RW 01 sampai RW 08, Ketua RT 01 hingga RT 26, Ketua panitia ruwat desa, Ketua PSHT serta segenap warga Desa Sedenganmijen.
Dalam sambutannya Kepala Desa Sedenganmijen, M. Hasanuddin, S.Ag menyampaikan kami mengucapkan terimakasih kepada warga desa Sedenganmijen atas khidmatnya dalam mengikuti puncak acara ruwat desa Sedenganmijen. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh warga Sedenganmijen atas sumbangsihnya baik berupa moril maupun material yang dilakukan secara swadaya untuk kegiatan ruwat desa di tahun 2025 ini.
"Tumpeng tempe raksasa ini sudah kami gelar sejak tahun 2018 hingga tahun 2025. Insya Allah dari seluruh penjuru nusantara sudah memahami," ucapnya.
Lebih lanjut Hasanuddin menyampaikan tumpeng tempe raksasa ini kami buat dari kedelai seberat satu ton untuk icon di desa kami karena di tempat kita banyak warga kita sebagai pengrajin atau produksi tempe.
"Selamat untuk para pengrajin tempe yang sudah ada di samping tumpeng tempe raksasa. Semoga amal penjenengan diterima oleh Alloh SWT dan diberikan keberkahan untuk keluarganya hingga anak turunnya. Semoga jualan tempenya tambah laris, rejekinya makin banyak dan tambah barokah," ungkapnya.
Hasanuddin menegaskan tujuan kita dari awal hingga saat ini, kita bersedekah dari hasil bumi Desa Sedenganmijen ini amalnya kita tujukan untuk seluruh sesepuh dan pinisepuh desa kita yang telah memberikan warisan peninggalan kepada kita semua. Kita berkhidmat kepada sesepuh dan pinisepuh agar amal yang kita tujukan kepada beliau - beliau ini menjadi amal yang diterima oleh Alloh SWT.
"Mohon doa restunya agar saya dalam melaksanakan amanah di periode ke tiga ini bisa melaksanakan amanah hingga di akhir jabatan saya ini dengan husnul khotimah," pungkasnya.
Sementara itu dalam sambutannya Camat Krian, Ahmad Fauzi, S.STP, M.HP menyampaikan pada hari ini adalah puncak ruwat Desa Sedenganmijen. Kita harus bangga dan bahagia semuanya. Pada pagi hari ini bersama - sama berdoa mendoakan sesepuh dan leluhur di Desa Sedenganmijen. Di sini juga ada icon yang dilestarikan oleh Desa Sedenganmijen yakni tumpeng tempe raksasa.
"Moment ini bukan hanya seremonial saja. Ini adalah simbol bahwa kerukunan, persatuan dan kesatuan serta gotong royong warga Desa Sedenganmijen sudah tidak diragukan lagi. Saya yakin kerukunan. Persatuan dan kesatuan serta gotong royong di Desa Sedenganmijen terus dilestarikan," ungkapnya.
Lanjut Fauzi saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberikan support dan memberikan dukungan atas terselenggaranya acara ini.
"Semoga support dan dukungan panjenengan semua dicatat sebagai amalan yang sholeh," pungkasnya.(Yanti)