Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Tuntut Kades Mundur dari Jabatan, Sejumlah Warga Mendatangi Balai Desa Sidokerto


Liputan5news.com - Sidoarjo. Sejumlah warga Desa Sidokerto Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo yang tergabung dalam Forum Peduli Sidokerto (FPS) mendatangi Balai Desa Sidokerto. Kedatangan warga ini tidak lain adalah menuntut Kepada Desa Sidokerto, Ali Nasikin mundur dari jabatannya. Kamis (12/12/2024). 


Para emak - emak berduyun - duyun menuju Balai Desa Sidokerto sambil membawa poster sederhana yang bertuliskan antara lain : "Amankan Aset Desa Sidokerto", "Usut Tuntas dan Proses Hukum Semua Pelaku dan Kroni - Kroninya", "Ali Nasikin Harus Turun Dari Kades", "Tuntaskan Dana Desa Demi Masyarakat Sidokerto", "Rakyat Sengsara Kades Hura - Hura", "Gue Tunjukin Kades Tak Punya Malu Siap Dijemput KPK.


Tindakan warga ini dipicu oleh ketidak puasan atas perilaku kepada desa yang diduga melakukan penyelewengan berupa korupsi dan penjualan aset desa. Selain itu juga adanya dugaan kepemilikan harta yang tidak wajar oleh kepala Desa Sidokerto. Tentunya hal ini mengusik rasa keprihatinan warga Desa Sidokerto Kecamatan Buduran. 


Dari pantauan dilapangan Forum Peduli Masyarakat Desa Sidokerto dalam aksinya menuntut :

1. Bebaskan masyarakat Sidokerto dari praktik korupsi, kolusi dan Nepotisme.

2. Berhentikan/mundur/turunkan kades Sidokerto dari jabatannya kepala Desa Sidokerto.

3. Kembalikan aset tanah desa Sidokerto yang telah dijual oleh Kades Sidokerto beserta Kroni - kroninya.

4. Proses dan tangkap segera Kades Sidokerto beserta kroni - kroninya sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.



Dalam orasinya, dr. Rusdi Arif selaku warga dan sekaligus wakil Ketua Forum Peduli Sidokerto (FPS) yang berprofesi sebagai spesialis bedah menyampaikan bahwa kades Sidoarjo rumornya luar biasa asetnya diantaranya rumah ada 4 unit, mobil Pajero, Honda Jazz, punya vila di Batu, punya kebun di Trawas. Kami merasa terusik rasa keadilan kami sementara warga tidak diperhatikan dan kinerja di desa buruk. 


"Belum lagi masalah - masalah yang muncul selama saya tinggal di Desa Sidokerto diantaranya kasus modin, kasus pasar, kasus fasum pembuangan sampah yang diatas namakan pribadi, kasus PTSL warga disuruh bayar bervariasi mulai dari 2 jt hingga 4 jt," ungkapnya. 


Lanjut dr. Rusdi yang paling menyakitkan hati kita yakni penjualan tanah gogol gilir kepada pengembang, itulah yang memicu kami melakukan aksi pada pagi ini. Tanah gogol hilir senilai 3 milyard ini merupakan aset negara dijual ke pengembang. 


"Kalau kades punya hati nurani, punya rasa malu dan punya kehormatan tolong mundur dari jabatan Kades. Dokumen - dokumen semua disembunyikan dan semua rekadaya dan rekayasa dilakukan," ungkapnya.


dr. Rusdi menegaskan tuntutan kami pada hari ini yakni pertama Kades Sidokerto Ali Nasikin supaya mundur dari jabatan, kedua yakni membuka mata di dunia luar Desa Sidokerto bahwa di desa kami ini ada masalah yang proses hukumnya sering masuk angin (mandek). Kami mendorong proses legal yang berlangsung agar berjalan dengan lancar.


Bhabinkamtibmas, Babinsa dan petugas dari kecamatan menjembatani konflik dengan menjemput paksa Kades Ali Nasikin di rumahnya agar mau menemui warga yang sedang melakukan aksi damai. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil.


"Ketika dihubungi, Kades mengaku sedang ada kegiatan di luar. Tapi saat diminta datang ke kantor desa sambungan telepon tiba - tiba terputus," ungkap Inwan selaku BPD Desa Sidokerto.


Lanjut Inwan hari ini kami mohon maaf yang sebesar besarnya karena Kades Sidokerto Ali Nasikin hingga pada saat ini pukul 10.50 WIB tidak bisa hadir di Balai Desa Sidokerto. Untuk kehadiran Kades Sidokerto pada hari ini di Balai Desa Sidokerto kami belum mendapatkan konfirmasi. Dengan tidak kehadiran Kades di Balai desa ini monggo kita saling berkoordinasi dengan Bapak Kapolsek, Bapak Danramil maupun perwakilan dari Bapak Camat untuk mendapatkan petunjuk - petunjuk. 


"Kami sangat apresiasi dengan apa yang dilakukan oleh warga Desa Sidokerto pada hari ini karena ini merupakan bagian aksi-aksi yang dilakukan oleh warga Sidokerto terkait dugaan penjualan aset Desa Sidokerto.


Masih di tempat yang sama , Ketua Forum Peduli Sidokerto (FPS) Gatot menyampaikan hari ini kami melakukan aksi damai di balai Desa Sidokerto bersama warga Desa Sidokerto di bawah naungan FPS, hal ini karena dipicunya beberapa masalah di Desa Sidokerto yang tidak kunjung selesai. Beberapa masalah yang terjadi di Desa Sidokerto diantaranya adanya TPST yang dibuat sertifikat diatasnamakan pribadi Ali Nasikin. 


"Kami sangat dibodohi oleh Kades Desa Sidokerto karena dengan masa jabatan beberapa tahun kekayaannya sudah melebihi batas," ungkapnya.


Lanjut Gatot kami dari warga berharap aset desa kembali dan tolong kehadiran kami di balai desa ini dijawab. 


Aksi damai warga Desa Sidokerto diakhiri dengan penyegelan kantor Kepala Desa Sidokerto dan pemasangan banner di pintu gerbang Griyo Sono Indah namun hal ini tidak berhasil dilakukan karena di hadang oleh warga setempat dan pengembang perumahan.(Yanti)