Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Gandeng Kader KB Desa, Pemkab Kejar Zero Stunting


Liputan5news.com - Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus berkomitmen dalam mempercepat penurunan angka stunting salah satunya melalui program penguatan pengasuhan anak yaitu Kelas Orang Tua Hebat Modul BKB (Bina Keluarga Balita) Emas yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Sidoarjo.


Plt. Bupati Sidoarjo, Subandi menekankan bahwa pentingnya peran orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam upaya mencegah stunting sejak dini.


“Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga persoalan masa depan generasi penerus. Maka dari itu, orang tua memiliki peran penting dalam memastikan kebutuhan gizi dan pola asuh anak terpenuhi dengan baik,” ujar Subandi dalam acara Internalisasi Pengasuhan Balita Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Melalui Kelas Orang Tua Hebat di Pendopo Delta Wibawa pada Jumat (13/9). 


Subandi juga menyampaikan bahwa melalui internalisasi pengasuhan yang baik dan benar, diharapkan para orang tua dapat memahami betapa pentingnya memberikan perhatian khusus pada masa emas pertumbuhan balita.


"Selain peran orang tua dalam keluarga, peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD juga berperan penting dalam upaya pencatatan data, informasi, dan riset pada tiap-tiap Desa di Kabupaten Sidoarjo," jelasnya. 



“Kelas Orang Tua Hebat ini merupakan bagian dari langkah nyata kita untuk membekali para orang tua dengan pengetahuan tentang pengasuhan yang sesuai, guna memastikan setiap anak di Sidoarjo dapat tumbuh sehat dan cerdas,” lanjutnya.


Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo, Heni Kristiani menjelaskan bahwa program pengasuhan kepada balita melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang telah kami lakukan memberikan edukasi secara komprehensif kepada para orang tua yaitu menjaga kesehatan dan perkembangan balita mereka.


"Selain pembagian daging ayam dan telur untuk pemenuhan gizi balita rawan stunting, DP3AKB juga menggandeng kader keluarga desa-desa guna mengidentifikasi tanda-tanda awal stunting," jelas Heni. 


Ia berharap bahwa dengan adanya program ini, angka stunting dapat terus ditekan, dan generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan berdaya saing tinggi.


"Semoga berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, Kabupaten Sidoarjo mencapai zero stunting," tegasnya. (Yanti)

Posting Komentar

0 Komentar