Liputan5news.com - Sidoarjo. Program bantuan pangan untuk Keluarga Resiko Stunting (KRS) di Kabupaten Sidoarjo terus disalurkan. Kali ini disalurkan kepada 1.384 KRS di tiga kecamatan. Diantaranya Kecamatan Krian, Tarik dan Balongbendo.
Setiap KRS memperoleh satu ekor daging ayam dan 10 butir telur ayam. Pagi tadi penyalurannya dilakukan langsung oleh Plt. Bupati Sidoarjo H. Subandi SH,M.Kn, Selasa, (17/9). Satu persatu kantor kecamatan yang menjadi tempat penyalurannya ia datangi. Ia ingin memastikan penyaluran bantuan pangan Program Badan Pangan Nasional tersebut berjalan lancar.
Plt. Bupati Sidoarjo H. Subandi berharap kasus stunting di Kabupaten Sidoarjo terus menurun. Oleh karenanya asupan gizi anak-anak Sidoarjo harus terus mendapatkan perhatian. Hal itu akan selalu menjadi perhatian pemerintah untuk menyiapkan generasi emas menuju Indonesia yang lebih baik.
"Ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak kita, sehingga mereka dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas,"ujarnya.
H. Subandi mengatakan stunting bukan hanya masalah kesehatan. Tetapi juga persoalan masa depan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu orang tua juga memiliki peran penting didalamnya. Orang tua diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang anak. Terutama dalam upaya mencegah stunting sejak dini.
“Orang tua memiliki peran penting untuk memastikan kebutuhan gizi dan pola asuh anak terpenuhi dengan baik sehingga akan tumbuh generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas,”ujarnya.
H. Subandi berharap Kabupaten Sidoarjo zero stunting akan segera tercapai. Untuk itu perlu dukungan semua pihak, terlebih dari masyarakat. Pemerintah dengan masyarakat dapat bersama mencapai tujuan itu.
"Ini sebagai momentum awal Kabupaten Sidoarjo dalam Zero stunting. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting, mulai dari keluarga, lingkungan, hingga tingkat Pemerintah," tutur Plt.Bupati Sidoarjo H. Subandi.
Erika salah satu warga Desa Balongbendo penerima bantuan bersyukur mendapatkannya. Sudah tiga kali ini satu ekor daging ayam dan 10 butir telur ayam diterimanya. Bantuan itu dimasaknya sendiri. Kebetulan keluarganya penyuka masakan telur. Terlebih putranya yang berusia empat tahun adalah penggemar berat telur ayam. Hampir tiap hari makan telur. Seminggu 1 kilo telur habis dikonsumsi oleh keluarganya.
“Alhamdulilah dapat sedikit mengurangi uang belanja membeli daging ayam dan telur,”ucapnya.
Erika bercerita sejak kecil putra bungsunya menyukai telur. Bahkan anaknya sempat alergi telur akibat keseringan makan telur. Itu dua tahun lalu atau saat anaknya menginjak usia dua tahun. Namun saat ini alergi itu hilang. Kesukaan anaknya kepada telur semakin bertambah.
“Ma telur, ma telur, itu setiap hari diminta anak saya,”ujarnya. (Yanti)
0 Komentar