Pasuruan, Liputan5news.com : kembali jurnalis mendapat tekanan psikhis dari perangkat pemerintahan negara ini.
Hal ini seperti yang dialami penulis atau wartawan yang sekaligus sebagai kepala biro (Kabiro) pasuruan dari media online Faamnews, purnomo 42 tahun warga kecamatan Gempol kabupaten pasuruan.
Purnomo yang getol menyoroti kegiatan tempat hiburan karaoke yang menyediakan wanita pemandu lagu yang sering biasa disebut purel di areal Gempol 9 di desa Ngerong tersebut tiba tiba didatangi puluhan anggota TNI dari Satuan Koramil Gempol usai dirinya menulis dugaan aliran dana atau upeti dari tempat karaoke tersebut yang diduga mengalir ke beberapa oknum aparat penegak hukum dan oknum TNI hingga pada oknum pemerintahan seperti satpolpp.
Pria yang akrab disapa Pur oleh teman seprofesinya ini mengatakan bahwa anggota TNI mulai berdatangan ke rumah keluarganya di Dusun Legok, Desa Legok, Kecamatan Gempol, pukul 21.00 WIB usai dirinya dihubungi Babinsa setempat untuk klarifikasi isi pemberitaan yang ditulisnya "Awalnya yang datang hanya tiga orang, setelah itu secara bergiliran mulai datang anggota koramil lainnya kisaran 15 hingga 20 anggota. Ungkapnya dihadapan para wartawan di lokasi Tamandayu, pandaan. Jumat, 1/12/2023.
“Intinya, Danramil dan anggota Koramil datang mempertanyakan pemberitaan yang saya tulis terkait dugaan aliran upeti dari warung remang di kawasan Gempol 9. Saya juga dimintai pertanggungjawaban terkait informasi yang saya dapatkan,” ungkap Pur.
Akibat kedatangan anggota TNI tersebut, anggota keluarganya sampai kaget dan shock. Bahkan dirinya terpaksa mengajak rombongan anggota TNI ke warung terdekat dengan Tujuan agar keluarganya tidak terganggu dengan kehadiran para personil TNI tersebut.
Menanggapi insiden kedatangan para tentara tersebut dimalam hari kerumah wartawan tersebut, Lujeng sudarto direktur PUSAKA yang didampingi Ayik suhaya petinggi LSM. LIRA Jawa Timur mengecam tindakan Danramil Gempol yang membawa serta puluhan anak buahnya tersebut kerumah warga sipil di malam hari.
"Ini apa namanya kalau tidak bisa dikatakan intimidasi meski sifatnya Non verbal. Ungkap Lujeng.
Lujeng menambahkan seharusnya lembaga negara seperti TNI bisa memahami tugas pers atau jurnalis dalam menjalankan tugas kejurnalistikanya. " Kan bisa melalui surat kalau memang ingin klarifikasi pemberitaan yang mungkin mencatut institusinya atau menggunakan hak jawab sebagaimana yang sudah dimuat di media tersebut usai penulisan. "Bukanya datang bergerombol. " Itu kan cara cara yang tidak layak dilakukan oleh aparat penjaga negeri ini. "Ungkap Lujeng.
Dikonfirmasi terkait kedatangan puluhan anggota personil ke kediaman Purnomo di desa legok kecamatan Gempol tersebut. Danramil Gempol, Kapten Cba Hadi Wibowo dikonfirmasi rekan media by phone menyatakan bahwa kedatangannya bersama anggota tidak ada niatan untuk mengintimidasi, namun hanya ingin melakukan kroscek terhadap penulisan berita yang seolah menyebutkan adanya aliran uang atau upeti pengamanan tempat karaoke Gempol 9 ke koramil.
"Saya tahunya siang kalau ada pemberitaan itu dan setelah dishear di group koramil dan pak camat ahirnya saya mendatangi mas Purnomo malam hari, karena mulai siang yang bersangkutan dihubungi babinsa saya tidak di angkat, ahirnya malam baru bisa ketemu diwarung itu.jelas Danramil
"hanya kroscek Aja kok dan kalau ada anggota saya Terima upeti itu saya minta untuk ditunjukkan,mangkanya saya bawa anggota koramil ini menemui mas pur."tidak ada niatan intimidasi,hanya kroscek saja.Ungkap Danramil Gempol. (Ze)
0 Komentar