Liputan5news.com Pasuruan - Tidak hanya belum memiliki ijin lengkap, Stokpil yang dikelola H. Romli asal kecamatan Lekok dikeluhkan karena belum pernah memberikan kompensasi sesuai janjinya pada 35 orang warga sekitar.
Hal lain yang dikeluhkan warga tentang keberadaan stockpil tersebut,di anggap menjadi biang keladi atas munculnya penyakit gatal pada anak anak di sekitar lokasi, sebagaimana di akui salah satu warga dusun semambung.
Wati 40 tahun, warga rt. 5,rw.4 dusun setempat pada media ini menceritakan perihal gatal gatal yang diderita anaknya akibat debu dari proses pengayakan pasir yang ada. "Bukan hanya suara dan getaran alat berat yang sangat mengganggu warga mas, namun keberadaan stockpile ini juga menyebabkan anak kecil disini terserang gatal kulit. " Kok ya diam saja pemerintahnya. Kalau bisa tutup saja stokpil nya karena tidak ada untung, malah membahayakan kesehatan warga utamanya anak anak,Keluh wati.
Dikonfirmasi soal tanggung jawab untuk memberikan kompensasi pada 35 orang warga ,sesuai kesepakatan yang dibuat. Haji Romli ditemui awak media dilokasi stockpil tidak banyak memberikan komentar dan hanya mengomentari penyakit gatal yang diderita warga.
"Masak gatal gatal akibat stockpile, kalau toh benar mana surat keterangan dokternya. Ungkap Haji Romli. " Kalau memang ada yang terkena gatal karena stockpile, warga suruh datang aja ke saya. "Imbuhnya.
Sementara, Camat Grati. M. Hilmi dikonfirmasi soal tindakan pemerintah soal keberadaan stockpile di dusun semambung tersebut hanya terlihat membaca pesan yang dikirim melalui sambungan Whatsapp, tanpa membalasnya.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pasuruan Bidang PENEGAKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH (PPUD) , Soni.dikonfirmasi media ini soal adanya stockpil yang tak memiliki ijin lengkap serta dikeluhkan warga di desa sumberagung kecamatan Grati menyatakan bahwa pihaknya akan mendalami tentang keberadaan stockpil tersebut." Perlu kami dalami terkait pelaku usaha tersebut apa juga menggunakan bahu jalan, akan segera kita laporkan pimpinan dulu, mas. Ungkapnya. (Ze*)
0 Komentar