Liputan5news.com Probolinggo -- Operasi pasar murah dengan tujuan menjaga stabilitas harga dengan gelontoran 100 Ton beras oleh pemerintah kabupaten Probolinggo dilakukan dengan tujuan menjaga stabilisasi kebutuhan pokok.
Namun Program beras murah oleh Pemkab tersebut nyaris tak ada warga yang mengetahuinya, seperti yang di ungkapkan Mufidah 34 tahun, salah satu warga dusun kulak selatan rt.5 rw. 01desa wringinanom kecamatan Tongas. "Warga di dusun sini tidak ada yang tahu sama sekali kalau mau ada operasi pasar berupa beras murah itu mas. Ungkapnya terus terang.
Camat Tongas, Rohmad dikonfirmasi tentang pelaksanaan operasi pasar berupa penyaluran beras murah oleh media ini menyatakan bahwa kecamatan Tongas menerima 800 zak/paket berisi 5 kg beras tiap paketnya seharga 43 ribu rupiah."dibagi 14 desa dengan prioritas desa 50 sak, untuk desa dengan kemiskinan ekstrim lebih banyak, yakni 70 sak. ungkapnya.
Rohmad menambahkan bahwa Pembelian diprioritaskan masyarakat miskin di masing masing desa."pihak desa menyerahkan data nama nama penerima paling lambat hari kamis besok di kecamatan, terkait pembayaran nantinya langsung di tempat. Jelasnya.
Menanggapi penyaluran beras murah yang dilakukan pihak Pemkab Probolinggo bersama Bulog ini, Sudarsono aktivis Lumbung informasi rakyat probolinggo mengharapkan agar pihak pemerintah kecamatan dan desa bisa bersikap proporsional dan terbuka terhadap data atau nama nama warga penerima, hal ini dimaksudkan agar gelontoran uang rakyat yang digunakan tersebut tepat sasaran.
"Saya berharap pemerintah kecamatan tidak alergi untuk bersikap transparan terhadap nama nama penerima beras murah operasi pasar tersebut, hal ini untuk menjaga kredibilitas pemerintah daerah di mata masyarakatnya. " dan untuk warga juga jangan sungkan atau takut untuk menanyakan siapa saja nama penerima yang layak di desanya. "Ya paling tidak sebagai social control lah. Ungkap Darsono. (Has/ze)
0 Komentar