Liputan5news.com Sidoarjo - Ketua Umum Yayasan Sapu Jagat Nusantara, Hj. Sri Setyo Pertiwi mengunjungi Naura Putri Annisa usia 18 bulan. Naura Putri Annisa merupakan balita penderita Labioskizis (bibir sumbing) dan stunting (gizi buruk) di Desa Becirongengor Kecamatan Wonoayu-Sidoarjo. Selasa (24/1/2023).
Ning Tiwi dalam kunjungannya yang di dampingi Edi Susanto selaku Ketua Yayasan Sapu Jagat Nusantara Sidoarjo memberikan perhatian dan juga santunan kepada Naura.
Naura adalah anak pertama pasangan suami istri Ahmad Diyanto (25) dengan Indarwati (23) ini mengalami deformitas (kelainan) daerah mulut berupa celah atau sumbing, dengan tanda bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu dan munculnya celah.
Tidak hanya itu Naura juga mengalami Stunting (Gizi buruk), hingga di usianya yang sekarang 18 bulan masih memiliki berat badan 5 kg.
Sang Ibu Indarwati mengatakan,” kami Sudah membawa anak kami berobat kemana-mana sampai ke Rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya, dan di usia 10 bulan sudah pernah di lakukan operasi tetapi gagal." ungkapnya.
Karena keterbatasan biaya operasi selanjutnya gagal di lakukan karena balita Naura mengalami stunting (gizi buruk),” sebenarnya anak kami harusnya sudah bisa di operasi kembali tetapi karena Berat badannya cuma 5 kg, maka operasi tidak bisa di lakukan sedangkan untuk menaikkan berat badannya di butuhkan susu khusus yang sangat mahal harganya dan kami tidak mampu membeli,” Ujarnya.
Mendengar keluhan ini, Ning Tiwi prihatin dan berjanji akan memberikan susu khusus untuk membantu perkembangan balita Naura agar proses pengobatan bisa di lanjutkan.
"Saya mohon bantuannya dari pemerintah maupun Puskesmas setempat terutama pak kepala desa, bidan desa mohon di perhatikan ada warganya yang seperti ini. Kalau kami ini kan relawan, tidak bisa intens datang setiap hari. Kami selalu keliling jadi saya mohon dinas terkait untuk membantu adik Naura," harapnya.
"Adik Naura adalah salah satu aset bangsa, kita harus perhatikan gizinya," tambahnya.
Ning Tiwi merasa terharu di kala mendengar penyampaian Indarwati, yang mana Indarwati merasa kesulitan mencari angkutan untuk membawa anaknya berobat. Sekali berobat ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya menghabiskan biaya hingga Rp 500.000. "Seharusnya kan bisa dicover mobil atau ambulance desa," tutur ning Tiwi.
Ketika awak media mengkonfirmasi kepada Kepala Desa Becirongengor, Subekhan yang didampingi Babinsa Kecamatan Wonoayu Samuri mengatakan saya sebagai kepala desa selalu wellcome jika ada warga kami yang membutuhkan bantuan apapun.
"Untuk balita Naura penderita bibir sumbing dan gizi buruk kami juga sudah membantu melalui anggaran penanganan stunting dengan jalan membelikan susu yang dianjurkan oleh dokter. Namun karena keterbatasan anggaran di desa kami sehingga kami tidak bisa membantu setiap bulan," jelasnya.
Subekhan berkomitmen akan membantu transportasi dengan mobil siaga desa dalam proses pengobatan balita Naura.
Sementara itu indarwati merasa lega dan gembira atas perhatian dari pihak kepala desa dan Yayasan Sapu Jagat Nusantara." Saya hanya ingin anak saya sehat dan normal seperti anak-anak lain seusianya," tandasnya.(Yanti)
0 Komentar