Liputan5News Opini - Anak-anak yang dimaksud dalam hal ini, merupakan anak-anak yang rentan umur mulai dari 11-17 tahun. Dengan demikian anak-anak yang sedang berusia saat itu, seorang anak yang sedang suka atau sedang sangat menggemari memainkan handphone atau gadjet mereka yang semakin canggih untuk di masa sekarang.
Banyak anak-anak yang kurang memahami atau memenafaatkan fasilitas yang canggih tersebut dengan baik, sehingga banyak juga anak-anak yang terlena akan pemanfaatan gadjet yang mereka miliki. Pada umumnya anak-anak pada usia 11-17 tahun, mereka sudah memiliki namanya akun media sosial, bisa seperti Instagram, Twitter, Facebook, ataupun yang sedang viral saat ini ialah TikTok.
Anak-anak pada zaman saat ini lebih terlena atau lebih memanfaatkan gadjet yang canggihnya untuk mengakses media sosial, sehingga sangat minim atau relatif lebih sedikit anak-anak yang menggunakan gadjet nya untuk mengakses hal yang penting, seperti google untuk belajar dan lain sebagainya. Media sosial sendiri sebenarnya juga terdapat sisi positif dan sisi negatif juga, karena dengan cara memainkan media sosial anaka-anak dapat memperoleh informasi baik itu informasi negatif maupun positif.
Mereka juga dapat berkenalan atau mendapat teman baru melalui akun media sosial yang mereka miliki, namun tidak sedikit juga anak-anak yang cendrung terjerumus kepada hal negatif yang diperoleh dari memainkan media sosial. Seperti berkenalan dengan orang di media sosial, lalu bertemu tanpa diketahui tujuan awal atau perkenalan awal tersebut akan mengarah ke arah mana, sehingga banyak anak-anak yang mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan setelah bertemu dengan seseorang yang mereka kenal dari media sosial yang mereka gunakan.
Untuk sisi positif nya dalam penggunaan media sosial pada anak-anak, mereka dapat mengetahui beberapa informasi atua bisa dikatakan berita yang jangkauan nya lebih jauh dari mereka, sehingga mereka yang memiliki akun media sosial tidak mengalami ketinggalan berita atau ketinggalan informasi.
Contohnya media sosial yang sangat laku dan banyak digunakan oleh anak-anak ialah TikTok, aplikasi ini merupakan aplikasi yang cukup memberikan manfaat yang positf apabila seseorang tersebut pada saat menggunakan dan mengakses aplikasi tersebut dengan baik.
Bisa dikatakan 75% anak-anak memiliki akun TikTok, dan tidak sedikit juga anak-anak yang memiliki konten TikTok, dalam hal ini mereka mungkin membuat konten dengan niat sebagai hiburan atau candaan saja.
Tetapi banyak juga anak-anak yang membuat konten TikTok yang tidak pantas di pertontonkan atau bahkan tidak sesuai dengan umur mereka, dengan demikian mereka hanya memikirkan supaya bisa viral dan lain sebagainya sehingga mereka membuat sebuah konten yang tidak pantas tersebut.
Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan, mengapa demikian? Karena apabila orang tua yang tegas dalam mengawasi ataupun selalu mengingatkan kepada anaknya bahwa gadjet canggih dan bagus yang mereka berikan kepada seorang anak.
Dengan ditekankan atau diberitahukan bahwa kegunaan gadjet tersebut tidak hanya mengacu pada media sosial saja, sehingga anak-anak dapat berfikir bahwa kegunaan gadjet atau handphone yang telah diberikan oleh orang tua mereka dapat mereka gunakan sebaik mungkin, dalam bentuk alat komunikasi yang bisa digunakan untuk belajar dan lain sebagainya.
Dari tahun ke tahun, saat ini handphone semakin canggih. Tidak ada anak-anak sekarang yang memiliki atau menggunakan handphone yang murah. Untuk saat ini banyak terlihat anak-anak di umur 15 tahun seorang anak SMP saja sudah memiliki iPhone.
Anak-anak pada zaman sekarang juga lebih paham masalah handphone atau gadjet yang bagus dengan harga yang memang cukup mahal, mereka lebih banyak menuntut dan meminta ke orang tua untuk dibelikan handphone dengan merek atau brand yang bagus, tanpa mereka memikirkan manfaat kegunaan dari handphone tersebut sebenarnya sama. Anak-anak sekarang memikirkan bahwa semakin mahal atau semakin bagus brand ataupun merk Hp yang mereka miliki maka mereka lebih terlihat berpenampilan mewah.
(Aldo/dit)
0 Komentar