Liputan5news Sidoarjo - Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor hadir dalam pembukaan Kongres Akbar ke-6 Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Nahdlatul Ulama di Aston Hotel, Sidoarjo, Selasa kemarin, (27/9/2022). Kongres akbar yang digelar bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Sarbumusi yang ke-67 tahun 2022 ini mengusung tema "Bergerak Menyambut Dunia Baru Ketenagakerjaan".
Dalam kesempatan itu, bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor berharap kongres akbar seperti ini dapat melahirkan program-program yang konstruktif dalam mewarnai pembangunan Indonesia. Ia juga mengajak buruh untuk berfikir agar tidak selamanya menjadi buruh. Namun bagaimana menjadi seorang pemilik. Ia mengatakan Sarbumusi yang berjumlah 400 ribu tersebut diharapkan dapat merangkul seluruh simpatisannya yang ada. Jumlahnya sekitar 25 juta orang. Melalui organisasi yang baik, ia yakin anggota Sarbumusi tidak akan lari keserikat yang lain.
"Jika Sarbumusi jaya, maka buruh juga sejahtera,"sampainya.
Gus Muhdlor berharap momentum kali ini jadi pergerakan baru Sarbumusi menuju Sarbumusi yang baru dan lebih progresif. Oleh karenanya ia meminta seluruh anggota Sarbumusi dapat membawa organisasinya kearah yang lebih baik. Ia berharap ada kekompakan dalam menyuarakan segala hal.
"Gerakan apupun jika tidak terorganisir dengan baik maka semua akan jadi sia-sia,"tegas Gus Muhdlor.
Dalam kesempatan itu Gus Muhdlor tak lupa mengucapkan selamat atas terselenggaranya kongres akbar yang ke-6 konfederasi Sarbumusi.
“Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya kongres akbar yang ke-6 konfederasi Sarbumusi, saya harap dengan adanya konfiderasi ini bisa melahirkan program-program yang konstruktif dan dapat mewarnai Indonesia di kemudian hari,”ucapnya.
Dalam kesempatan ini juga Presiden Konfederasi Sarbumusi Syaiful Bahri Anshori mengingatkan situasi dan tantangan yang dihadapi para pekerja atau buruh, khususnya buruh di Konfederasi Sarbumusi. Tantangan tersebut setidaknya ada tiga hal yang dampaknya sangat terasa dan belum selesai hingga saat ini. Ketiga hal tersebut harus diantisipasi karena dampaknya luar biasa ke depan.
"Kita masih kena dampak serius dari tiga C yang sekarang masih belum selesai. Covid-19, climate change, dan conflict. Sebenarnya Covid-19 ini bahasa biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Nenek moyang kita menyebutnya pagebluk. Namun dampaknya luar biasa kita rasakan sekarang. Kedua, climate change atau perubahan iklim. Conflict, contohnya konflik Rusia-Ukraina dengan kroninya masing-masing," tegas Syaiful Bahri
Menurut Syaiful, Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain dalam situasi global seperti sekarang ini. Oleh karena itu Sarbumusi dalam menyikapi hal ini harus paham betul gerakan ke depan. Jika tidak paham akan menghambat pertumbuhan ekonomi, menghambat kestabilan sosial, bahkan mungkin bisa memberikan dampak buruk terhadap saudara-saudara kita yang ada di industri.(Yanti)
0 Komentar