Liputan5news Sidoarjo - Festival seni Munali Patah yang digelar di halaman parkir Mall Pelayanan Publik/MPP Kabupaten Sidoarjo Jalan Lingkar Timur Sidoarjo telah selesai. Kegiatan yang dibuka seminggu lalu (4 September) resmi ditutup Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP, Sabtu malam, (10/9).
Bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mengapresiasi penyelenggaraan festival tersebut. Menurutnya penyelenggaraan festival seni menjadi penguat lokal wisdom atau kearifan lokal yang ada di kabupaten. Seperti festival seni Munali Patah yang diselenggarakan kali ini.
"Apapun yang terjadi, siapapun orangnya, kesenian Sidoarjo tidak boleh mati,"pintanya.
Gus Muhdlor juga mengatakan local wisdom merupakan jati diri suatu daerah yang wajib untuk terus dijunjung. Pasalnya kearifan lokal menjadi arah dan jati diri menjadi kabupaten yang kuat.
"Maka saya harapkan dalam momentum kali ini jangan hanya menjadi festival Munali Patah saja, tapi yang perlu dipikirkan bagaimana meMunali Patahkan Sidoarjo kedepan lewat karya-karya dan peninggalan beliau,"ucapnya.
Gus Muhdlor berharap para pelaku seni dan budaya dapat rerus menghidupkan peninggalan Munali Patah. Karya-karya Munali Patah harus terus dikenalkan kepada masyarakat. Pelaku seni budaya juga diharapkan tidak pantang menyerah dan terus menerus melakukan inovasi.
"Tanpa itu semua kita akan kegulung oleh zaman,"sampainya.
Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo Ali Aspandi mengatakan Kabupaten Sidoarjo memiliki tokoh seniman besar yang bernama Munali Patah. Oleh karenanya festival seni Munali Patah kali ini diselenggarakan untuk mengenang jasanya dalam memajukan seni budaya di Sidoarjo. Karya Munali Patah yang saat ini masih dilestarikan masyarakat Sidoarjo adalah tari remo.
"Remo ini cukup terkenal tidak hanya di Sidoarjo namun di Jawa Timur dan juga nasional, kita ingin mengabadikan nama bapak Munali Patah dalam even ini agar tetap dikenang,"ucapnya.
Ali Aspandi mengatakan festival seni Munali Patah juga untuk mewujudkan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota budaya. Dikatakannya Dewan Kesenian Sidoarjo menginginkan Kabupaten Sidoarjo dapat dinyatakan sebagai kota budaya. Menurutnya Sidoarjo layak dikatakan sebagai kota budaya. Seperti halnya Jogja. Dikatakannya bahwa secara tipikal budaya dan historis Kabupaten Sidoarjo hampir sama dengan Jogja.
"Melalui rapat kerja Dewan Kesenian Sidoarjo merekomendasikan Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Budaya,"ucapnya.
Namun lanjut Ali Aspandi untuk menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota budaya diperlukan dukungan semua pihak. Bukan hanya dari Dewan Kesenian Sidoarjo saja melainkan juga dukungan stakeholder Kabupaten Sidoarjo.
Dalam penutupan festival seni tersebut diberikan penghargaan kepada lima seniman dan budayawan Sidoarjo berprestasi. Pemberian penghargaan tersebut terbagi dalam beberapa kategori. Diantaranya kategori tokoh diberikan kepada almarhum Bambang Edy Sunarwan yang disampaikan kepada istrinya, kategori pelopor disandang Gatot Kitranggono, kategori pencipta berikan Sentot Usdek serta kategori pelestari diberikan kepada Ki Dalang Didik Iswandi dan kategori muda kreatif dan inovatif disematkan kepada Murlan S.Sn. Penghargaan tersebut diserahkan ketua Dewan Kesenian Sidoarjo dan bupati Sidoarjo. (Yanti)
0 Komentar