Liputan5news Sidoarjo - Peringati 10 Muharam 1444 H SMP Wahid Hasyim 8 Waru, Sidoarjo menggelar santunan kepada 77 anak yatim piatu di hari Asyura. Senin (8/8/2022).
Pada peringgatan 10 Muharam, SMP Wahid Hasyim 8 Waru juga mengenalkan budaya nusantara dengan menampilkan pertunjukan tari remo, paduan suara dengan mengenakan pakaian adat. Tak lupa kepala sekolah selaku Ketua MKKS SMP swasta Sidoarjo mengenakan udeng pacul gowang khas Sidoarjo. Semua itu dilakukan untuk pendidikan karakter nilai nilai bangsa dan juga mendukung Sidoarjo menjadi kota budaya.
Sekolah SMP Wahid Hasyim 8 Waru didukung oleh guru dan juga budayawan macapat Sidoarjo untuk mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai budaya guna menanamkan karakter pada anak didiknya.
Kegiatan santunan ini sesuai dengan tema perayaan tahun baru Islam SMP Wahid Hasyim 8 Waru yakni "Dengan Semangat Hijriyah, Mari Kita Perkuat Ukhuwah Antar Sesama dengan Saling Peduli dan Berbagi”.
Pemberian santunan disaksikan oleh guru-guru dan siswa. Tujuannya agar guru maupun siswa terus termotivasi untuk berbuat baik, peduli terhadap sesama.
Maliki, S.Ag selaku Ketua Yayasan Amanu mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan yang baik sekali karena mengingat hari yang bersejarah bagi umat Islam. Mengingat Asyura yaitu banyak yang bisa terjadi diantara Allah yang telah menolong para Nabi dan Rasul dari hal-hal yang membahayakan.
"Kegiatan SMP Wahid Hasyim 8 Waru sangat baik sekali yakni mengadakan acara pemberian santunan pada anak yatim piatu," tambah Maliki.
Lebih lanjut Maliki menyampaikan makna dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendidik anak-anak supaya kalau sudah dewasa dan ada rezeki bisa mencontoh kegiatan seperti ini yakni memberikan santunan kepada anak yatim piatu.
Sementara itu, H. Nuryadi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Wahid Hasyim 8 Waru mengatakan, Acara ini diadakan dalam rangka memperingati 10 Muharam dan sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-77. Sehingga pemberian santunan kepada anak anak yatim piatu dari SD MI di sekitar SMP Wahid Hasyim 8 waru sejumlah 77 anak.
"Secara kebetulan kami juga membentuk yayasan penyantun yatim piatu sehingga momentum 10 Muharam adalah salah satu momen paling penting di antara implemntasi visi dan misi sekolah," urainya.
Nuryadi menambahkan, kisah yang dapat diambil dari 10 Muharam ini adalah untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak bahwa kita harus memiliki rasa sosial dan kepedulian terhadap anak yatim piatu.
Nuryadi juga menyampaikan pesannya bahwa SMP Wahid Hasyim 8 Waru merupakan salah satu SMP swasta di Kecamatan Waru yang peduli dengan lingkungan sekitar dan peduli dengan anak yatim piatu. Sehingga kepada warga di sekitar yang berkeinginan menyekolahkan putra putrinya di SMP Wahid Hasyim 8 Waru maka anak yatim piatu akan mendapatkan prioritas dan mendapatkan biaya keringanan sekolah.(Yanti)
0 Komentar