Liputan5news Sidoarjo - Dengan sumber dana yang diterima dari para donatur sangat minim, Yayasan Mamba'ul Quran tetap bertahan merawat anak yatim dan yatim piatu.
Yayasan yang berlokasi di Perumahan Taman Pinang Indah Blok B7 no.18 Sidoarjo memiliki anak asuh sebanyak 52 orang.
Ketika awak media mendatangi Yayasan Mamba'ul Qur'an untuk mengetahui terkait kondisi yayasan tersebut, Ahmad Khoirur Rooziqiin selaku Ketua Yayasan Mamba'ul Qur'an menyampaikan pada awalnya Yayasan Mamba'ul Qur'an didirikan pada tahun 2007 oleh kedua orang tua saya Siti Masruroh (alm) dan Mariono. Selama 7 tahun yayasan ini berdiri kedua orang tua saya berpisah pada tahun pada tahun 2014. Seiring dengan berjalannya waktu ibu saya menikah lagi dengan pria yang bernama Ahmad Asmuni (alm). Setelah itu proses kepengurusan yayasan Mamba'ul Qur'an dilanjutkan oleh ibu saya bersama suaminya yang baru yakni Ahmad Asmuni (alm). Kamis (18/8/2022) malam.
"Selama kedua orang tua saya menjalani masa kepengurusan, Allah SWT berkehendak lain. Allah SWT memanggil kedua orang tua saya untuk kembali di sisinya pada masa pandemi di tahun 2021. Usai ibu saya dan suaminya yang baru meninggal, kami sebagai seorang anak menjalankan amanah kedua orang tua saya untuk melanjutkan kepengurusan Yayasan Mamba'ul Qur'an.
Lebih lanjut, ketua Yayasan Mamba'ul Qur'an menyampaikan kami sangat bersyukur karena hingga saat ini masih ada orang yang peduli dengan kami, sehingga yayasan yang didirikan oleh orang tua kami masih bisa bertahan.
"Namun untuk pengembangan yayasan ini kami masih mengalami kesulitan hal ini dikarenakan minimnya dana pemasukan yang kita terima. Untuk menjalankan amanah dari orang tua, kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin agar yayasan ini bisa tetap bertahan.
Sementara itu, Nabila (22) selaku bendahars Yayasan Mamba'ul Qur'an menyampaikan kami sangat mensuport keinginan kedua orang tua saya untuk mendirikan Yayasan Mamba'ul Qur'an pada tahun 2007. Selaku seorang anak kami akan meneruskan cita-cita ibu saya untuk melanjutkan kepengurusan yayasan ini.
"Selama ini yayasan kami bersifat sosial, meskipun tidak ada pendapatan kami akan tetap melanjutkan mengasuh anak-anak yatim dan yatim piatu dengan sumber dana dari para donatur tetap dan donatur tidak tetap. Pada awal berdirinya yayasan ini memang sangat sulit untuk mendapatkan donatur. Namun saat ini saya tinggal melanjutkan untuk menjadikan yayasan Mamba'ul Qur'an untuk lebih maju," jelas Nabila.
Lebih jauh Nabila menyampaikan dulu yayasan ini pernah mengajukan bantuan dari APBD dan APBN.dari pemerintah, namun setelah beberapa tahun ibu sà ya memutuskan tidak mengajukan lagi. Jadi setelah itu yayasan ini sumber dananya dari diri sendiri. Namun setelah ibu saya wafat berdasarkan hasil keputusan rapat kami mengajukan permohonan bantuan lagi, hal ini mengingat banyak kebutuhan yang harus kita penuhi untuk membiayai kebutuhan anak asuh kita dan juga karena mulai berkurangnya donatur setelah ibu saya wafat. Kami juga terus berusaha untuk mendapatkan sumber dana, misalnya dengan menyebar brosur ke rumah-rumah.
"Selama ini yayasan kita belum pernah dilirik oleh pemerintah untuk mendapatkan bantuan dana hibah. Namun setiap setahun sekali yakni pada bulan Ramadhan kami mendapatkan undangan untuk santunan anak panti asuhan," urai Nabila.
Nabila juga menyampaikan pada awalnya panti asuhan ini ada di gedung sebelah. Namun karena kondisinya rusak akhirnya kita pindah ke gedung ini. Insya Allah nanti jika dana sudah terkumpul akan segera kita perbaiki.
Disinggung pemberdayaan anak asuh usai lulus dari panti asuhan, Nabila menyampaikan kita mempunyai rencana membuat inovasi pemberdayaan untuk anak asuh kita yang sudah lulus.
Masih di tempat yang sama, Yuli Mi'rodliah (37) selaku pengasuh di Yayasan Mamba'ul Qur'an menyampaikan kami selaku pengasuh selalu menanamkan rasa cinta tanah air dan berbakti kepada orang tua terutama kepada ibu. Anak-anak selalu saya tekankan untuk berbakti kepada ibu mengingat anak-anak dilahirkan dari rahim seorang ibu. Jadi hukumnya wajib bagi anak-anak untuk berbakti kepada orang tuanya.
"Kami juga mendidik anak-anak untuk bisa menjadi abdan syakuro yang artinya hamba yang selalu bersyukur," tambah Yuli.
"Bagi masyarakat yang ingin membantu demi bertahannya keberadaan yayasan Mamba'ul Qur"an bisa menyalurkan bantuannya ke BRI a.n Yayasan Mamba'ul Qur'an : 0086 01 00 3257 30 9 atau menghubungi nomor wa 0838 6938 7194," pesan Nabila sang bendahara. (Yanti)
0 Komentar