Liputan5news Probolinggo - Pengurukan rencana pembangunan dan perluasan Tambak udang di desa Sembakor kecamatan kraksaan kabupaten Probolinggo yang saat ini dilakukan menuai polemik dilingkungan warga desa setempat.
Pasalnya jalan dusun yang sangat sempit dan hanya bisa dilalui mobil satu arah tersebut tiba tiba saja harus dilalui puluhan Dump Truck bermuatan kisaran 10 kubik tanah uruk yang berlalu lalang mulai pagi hingga sore hari.
"Awal pengurukan Tambak ini sudah berpolemik dengan warga mas, saya sendiri waktu itu ikut turun hendak menutup jalan Kampung ini agar tidak dilewati Dump Truck bermuatan tanah uruk tersebut. Pasalnya adanya pengurukan ini sebagian besar warga desa tidak mengetahui karena memang kami tidak pernah di ajak berembug oleh pemerintah Desa, tahu tahu sudah ada puluhan Truk. "Ungkap Mistar salah satu warga yang tinggal di dekat areal pengurukan Tambak.
Mistar juga menambahkan bahwa tidak hanya menimbulkan kerusakan jalan, gangguan pencermaran udara dan debu masuk kerumah warga, namun juga rawan menimbulkan keretakan rumah akibat getaran dari armada uruk. " Hal yang paling menghawatirkan adalah bahayanya terhadap anak anak karena jalan yang digunakan padat pemukiman warga. Tegas pria 45 tahun ini.
Hal lain juga diceritakan warga desa Sembakor, Podtet 55 tahun yang menyatakan bahwa tanah lokasi Tambak masih dalam polemik dengan dirinya, karena proses pembebasan tanah ada sebagian dari milik keluarganya yang hingga saat ini masih belum selesai proses pembebasanya dan disinyalir ada oknum oknum yang sengaja mempermainkan dokumen pembebasan tanah tersebut.
"Pak kepala desa pernah bilang ke saya bahwa PT. Hakardi yang membeli tanah dari nomor percil 430,tapi kan peralihanya dari nomor percil 430 ke nomor percil 506,kok bisa berubah seperti itu. Ungkap podtet dengan nada tanya.
Sementara pihak Pengelola Tambak, Reza dihubungi media ini melalui pesan whatsapp terkait perijinan reklamasi lahan untuk Tambak dan polemik dengan warga tidak menjawab dan justru meminta media ini tanya langsung pada warga yang bersangkutan. "Kok minta konfirmasi ke saya, coba tanya ke bu podtetnya saja pak. Balasnya singkat.
Sementara kepala desa Sembakor, Hamsun dihubungi media ini terkait keluhan warga desanya akibat hilir mudik armada pengangkut tanah uruk milik Tambak yang nilai mengganggu kenyamanan dan ketentraman warga menjelaskan bahwa sebelum pengurukan tambak dilakukan, pemerintah Desa sudah melakukan musyawarah desa yang dihadiri oleh warga dan tokoh masyarakat seperti RT dan RW desa dimana hasilnya semua setuju dan tidak keberatan dengan kehadiran armada uruk milik Tambak yang melewati jalan desa.
"Sudah kita musyawarahkan mas, dan hasilnya semua setuju. Adapun jika ada yang mempermasalahkan pengurukan tersebut, hal itu hanya sebagian kecil warga saja. Mungkin mereka ada masalah pribadi dengan Reza.(pemilik Tambak, red). Jelas hamsun kepala desa Sembakor saat dihubungi media ini melalui sambungan telpon. (Zei)
0 Komentar