Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Gus Muhdlor Lantang Suarakan Gerakan Belanja Produk Dalam Negeri di Surabaya Business Forum 2022



Liputan5news Sidoarjo - Tampil menjadi salah satu pembicara pada Surabaya Business Forum (SBF) 2022, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor dengan lantang menyuarakan gerakan belanja produk dalam negeri ketimbang belanja produk impor. Gerakan yang dilakukan Gus Muhdlor sebagai bentuk keberpihakan dan kepeduliannya pada nasib UMKM saat ini. Tidak berhenti pada menyuarakan saja, Gus Muhdlor membuktikan dengan sejumlah kebijakannya yang dijalankan di Kabupaten Sidoarjo, banyak program yang fokus pada sektor ekonomi kerakyatan untuk mendongkrak daya beli produk-produk UMKM.

Putra KH. Agoes Ali Masyhuri itu mengungkapkan, Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) tengah digaungkan Kabupaten Sidoarjo. Saat ini pemerintah pusat juga mendorong P3DN yang beberapa waktu lalu disampaikan oleh Presiden Jokowi.

"Sudah saatnya kita beralih ke produk-produk lokal. Banyak kok brand lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan yang impor. Mulai dari sepatu, tas, Ikat pinggang dan produk dari UMKM lainnya. Seperti produk hasil UMKM Tanggulangin sudah banyak yang standar ekspor. Itu brand lokal yang tembus ke luar negeri," kata Gus Muhdlor pada acara SBF 2022. Sabtu, (21/5/2022) di Balai Pemuda Surabaya.

Sejumlah program yang digelontor Gus Muhdlor untuk mendukung peningkatan ekonomi kreatif Sidoarjo diantaranya, Bedah 2.000 warung rakyat, pemberian modal usaha mikro bagi para perempuan dengan besaran mulai dari Rp. 5-50 juta, program 20.000 UMKM naik kelas dan melakukan reformasi perizinan usaha.

Lewat Kurda Sayang, program pinjaman modal usaha dengan bunga ringan hanya 3 persen pertahun tersebut diharapkan akan ada ribuan UMKM yang naik kelas, yakni produknya bisa menembus pasar global.

Ibu rumah tangga yang selama ini memiliki usaha kecil-kecilan dan usahnaya tidak berkembang karena terkendala permodalan akan disokong lewat bantuan hibah modal usaha kelompok. Namanya program Kurma. Bantuan permodalan untuk kaum Ibu-Ibu itu bertujuan untuk membantu keuangan keluarga.

“Bicara mengenai UMKM maka bicara pada spektrum lebih luas. Yang pertama permodalan. Di Sidoarjo ada dua, pertama Kurda Sayang, yaitu pinjaman modal usaha, bunganya hanya 3% per tahun, ada juga Kurma yaitu pemberian hibah atau bantuan 5 sampai 50 juta pada UMKM Ibu-Ibu per RT. Sidoarjo terdapat 8.467 RT, per tahun kita upayakan 2.000 RT bisa tercover program Kurma. Sehingga satu RT punya UMKM unggulan yang bisa ditampilkan kapanpun sesuai event,” katanya.

Selain permodalan, Gus Mudhlor juga menyampaikan Pemkab Sidoarjo akan mensupport kemajuan 20.000 UMKM Sidoarjo. Seperti dengan pelatihan-pelatihan maupun supporting marketing. Dukungan itu ada pada program 20.000 UMKM Naik Kelas yang menjadi salah satu program prioritasnya. 

“Setelah bahas permodalan selanjutnya yang kedua ada pelatihan, pelatihan sudah jalan. Yang ketiga adalah supporting marketing, ini yang berkaitan dengan regulasi. Kami ada program 20.000 UMKM naik kelas, salah satunya dengan memfasilitasi sertifikasi halal bagi yang belum memiliki. Ketiganya harus komprehensif, berkesinambungan, mulai dari permodalan kita bantu, pelatihan dan packaging kita dampingi, supporting marketingnya kita turun ikut membantu juga,"ucapnya.

Gus Muhdlor juga menyampaikan tantangan selanjutnya adalah merubah paradigma para pelaku UMKM yang hanya ingin menjadi raja di daerahnya sendiri. Paradigama seperti ini akan menghambat pelaku UMKM untuk maju. Pelaku UMKM harus berani melakukan eksport produknya. Pemkab Sidoarjo akan membantu. 

"Tantangan Sidoarjo adalah merubah paradigma masyarakat jangan merajai daerah sendiri atau jago kandang, harus dibuka paradigmanya berani ekspor,"ucapnya.

Gus Muhdlor mengatakan sinergi dengan Surabaya Raya akan terus dilakukan untuk memajukan UMKM Sidoarjo.Dikatakannya UMKM merupakan ujung tombak pembangunan. Membangun UMKM sama halnya dengan membangun Indonesia. UMKM menjadi pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Oleh karenanya menurut Gus Muhdlor membangun ekonomi kerakyatan atau ekonomi mikro sama dengan membangun pondasi ekonomi negara.

"Kami bangga sekali, karena ini pertama kalinya pemimpin daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik bisa dalam satu forum bersama,"sampainya. (Yanti).

Posting Komentar

0 Komentar