Liputan5News Jember - Video Peristiwa Pengeroyokan Siswa SMPN Negeri 2 Jombang beredar luas di masyarakat, korban dan pelaku masih menggunakan atribut sekolah, kakak kelas di kroyok oleh adik kelas yang masih duduk di Sekolah menangah Pertama (SMP) yang berlokasikan di Desa sarimulyo kecamatan Jombang Jember, dari kejadian tersebut pihak orang tua korban melaporkan kepolsek Jombang. Dan kini sudah di tangani oleh pihak Polsek Jombang. Rabu (30/03/2022).
Kanit Reskrim Polsek Jombang Aipda Andriyanto Widodo SH membenarkan adanya laporan dugaan penganiyaan yang diduga di lakukan siswa Sekolah.
"pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2022 sekira jam 08:30 Polsek Jombang mendapatkan laporan dugaan penganiayaan anak di bawah umur,dimana korban kelas 2 SMP Negeri 2 Jombang,dari laporan tersebut kita menindak lanjuti dengan mengantar korban visum di puskesmas, Selanjutnya korban kami mintai keterangan berikut saksi saksi lainnya, ada 9 orang yang kami mintai keterangan hari ini,dan sudah bisa identifikasi untuk pelaku berjumlah 5 orang, Untuk sanksi nya kita mediasi nantinya dengan para terlapor dan wali murid dan di dampingi guru nanti mediasi nya hasilnya gimana". Jelas Aipda Andriyanto Widodo SH
Ibu korban inisial "YN" menjelaskan " "MH" Anak SMP Negeri 2 jombang itu kelas 8, kemarin kan pihak guru minta bantuan sama anak saya, minta bantuan suruh anter sama anak - anak yang bolos minta kasih tau tunjukin rumahnya, akhirnya dia bantuin habis bantuin mungkin salah satu pelaku nggak terima, akhirnya di kroyoklah waktu jam pelajaran, di bawah ke belakang sekolah yang jemput itu 3 anak." tuturnya
"YN" juga meminta keadilan di karenakan anaknya luka - luka dan meminta kepada pihak pihak terkait agar di tindak secara prosedural sekolah atau hukum.
"Saya mintak keadilan pak.1.kalau bisa pelaku di keluarkan dari sekolah 2.Di tindak lanjutin di polres". pungkasnya
Di tempat terpisah Kepala sekolah SMPN 2 Jombang Muhammad Kosim mengatakan siswa (TR) sebenarnya sudah mau di kembalikan pada orang tuanya ,karena seringnya tidak masuk dan tidak pernah ikut ulangan sebelum peristiwa ini terjadi,dia itu memang dari rumahnya berangkat sekolah tapi tidak sampai ke sekolah,dan (TR) belum di DO baru sekarang ini kami rapatkan,secara resmi belum kami DO.
"Tindakan tegas dari sekolah itu ada karena tadi rapat saya belum selesai,maksudnya rapat tadi sama guru membahas itu,tapi karena ini kami menunggu dinas pendidikan yang mau datang juga,yang kami mintakin petunjuk bapak yang mau hadir belum hadir,pagi ini kami belum 100% menentukan yang DO siapa belum". Ujarnya
Masih menurut kepala sekolah "Tapi kami akan menindak lanjutin rapat lagi untuk penentuan DO masih kami rapatkan lagi, Katagori ABC,yang A itu 2 anak,yang kelas A,yang kelas B 3 anak,yang kelas B itu ikut memukul cuma 1 kali,yang 2 itu pelaku utama yang 3 itu anak aktif tapi ikut,dan jarang melakukan pelanggaran,yang 4 anak penonton".ujar Muhammad Kosim (red/Rhm)
0 Komentar