Liputan5news Sidoarjo - Hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah Kabupaten Lamongan, khususnya Desa Deket Agung, Kecamatan Sugio. Tingginya intensitas hujan mengakibatkan debit air terus meningkat hingga membanjiri pemukiman warga dan terjadi tanah longsor.
Tim SAR gabungan berkumpul di lokasi untuk segera mengevakuasi warga ke tempat yang aman. Sedangkan tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya mendapatkan informasi adanya warga yang terseret arus dan terjebak reruntuhan bangunan.
Proses pencarianpun segera dilakukan oleh tim SAR gabungan antara lain Basarnas, TNI, Polri, ORARI, Baret Rescue dan instansi terkait. Hasil operasi SAR mendapati 1 korban ditemukan dalam keadaan selamat, 1 korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat tertimpa pohon dan 1 korban luka parah tertindih batang pohon.
Itulah adegan simulasi yang diadakan sebagai akhir dari Pelatihan Dasar SAR Baret Rescue yang diadakan sejak hari Kamis (03/03) hingga Jumat (11/03). Dalam pelatihan ini, tim instruktur Kantor SAR Surabaya memberikan bekal kemampuan Water Rescue, High Angle Rescue Technique atau pertolongan pada ketinggian), dan Medical First Responder atau pertolongan pertama kepada 150 orang peserta Baret Rescue.
“Sebagai instansi pemerintah yang menyediakan layanan jasa pencarian dan pertolongan (SAR), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) mempunyai tugas salah satunya yaitu memberikan pelatihan SAR kepada potensi SAR yang nantinya dapat membantu operasi SAR ketika terjadi kecelakaan kapal, kecelakaan pesawat, bencana alam, kondisi membahayakan jiwa manusia dan kecelakaan yang membutuhkan penanganan khusus” jelas Zaenal Arifin selaku Kepala Seksi Sumber Daya Kantor SAR Surabaya.
Selama 8 hari pelatihan, peserta diajarkan berbagai macam teknik pertolongan di Air seperti penggunaan perahu karet dengan motor tempel maupun dayung, metode pertolongan di air, dan akses pertolongan di air. Praktek water rescue bertempat di kolam renang dan waduk di area Wisata Edukasi Gondang Outbond (WEGO)
Sedangkan untuk teknik pertolongan diketinggian, peserta diberi materi mengenai simpul, Ascending, Descending, Lowering serta Lifting. Peserta langsung diberi kesempatan untuk praktek di tower yang ada di WEGO serta tebing yang berlokasi di depan WEGO.
“Awalnya banyak peserta yang takut ketinggian dan enggan mencoba praktek, namun setelah termotivasi untuk praktek menyelamatkan korban akhirnya semua peserta antusias mencoba menjadi rescuer” ujar Zaenal.
Yang tidak kalah penting untuk dipelajari ialah MFR atau pertolongan pertama. Peserta diberi pelatihan mengenai berbagai macam teknik pemindahan korban, penilaian korban, pembidaian serta bantuan hidup dasar seperti RJP.
(Yanti)
0 Komentar