Prasetyo Eko Karso, Walikota LSM LIRA ( Peci hitam ), saat menerima pengaduan dari PTT RSUD yang diberhentikan. Rabu (02/02/2022) |
Liputan5News Probolinggo - Nasib ratusan pegawai tidak tetap (PTT) RSUD dr. Mochamad Saleh Probolinggo kini sangatlah memperihatinkan. Pasalnya mereka tiba - tiba diberhentikan yang dinilai secara sepihak oleh Rumah Sakit.
Atas masalah ini, pegawai yang diberhentikan meminta bantuan LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kota Probolinggo agar bisa melakukan pendampingan. Pengaduan mereka diterima langsung oleh Walikota LSM LIRA, Prasetyo Eko Karso, Rabu (02/02/2022).
"Kami akan segera menindaklanjuti persoalan ratusan pegawai yang diberhentikan sepihak. Mereka harus bisa bekerja lagi karena mereka menanggung sanak keluarga. Namun mereka diamputasi atau diberhentikan sepihak. Dengan alasan tidak lulus tes padahal mereka sudah bekerja lama di sana. Kenapa kok baru sekarang dilakukan tes, mereka masuk pertama kan sudah dites. Kebijakan ini sangat diskrimiatif dari pihak RSUD kami akan perjuangan mereka sampai titik darah penghabisan," jelasnya.
Prasetyo menyebut, pihaknya akan mengirim surat audensi dengan Komisi III DPRD Kota Proboinggo untuk membicarakan masalah tersebut. Dengan harapan mereka bisa bekerja kembali. Apabila nantinya tidak ada tanggapan dan tidak ada solusi maka secara otimatis pihaknya akan menggelar aksi demo besar-besaran.
Ditempat yang sama Muhammad Arief Latif yang saat itu menjadi kordinator pegawai mengungkapkan kekecewaannya.
"Kami sudah bekerja di rumah sakit tersebut sudah lama dan kami sekarang sudah diberhentikan sepihak bersama ratusan pegawai lainnya." Ungkapnya. (2/2).
Dijelaskannya, surat pemutusan kontrak kerja dilakukan rumah sakit terhitung pada 31 Januari 2022. Menurutnya, pegawai yang diberhentikan tidak menerima pemberitahuan sebelumnya.
"Tahunya kami menerima surat pemberhentian kerja. Padahal kami juga menanggung keluarga dan anak-anak," jelasnya.
Mereka berharap agar Pemerintah Kota Probolinggo mendengarkan aspirasi mereka. Pegawai yang diberhentikan sudah bekerja antara 6-14 tahun. Mereka bidangnya bermacam-macam, ada di bagian perawat, administrasi ada pula yang cleaning service.
Terpisah, Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo Abrar Al Kuddah menjelaskan, persoalan pemutusan kontrak terhadap ratusan pegawai di rumah sakit tersebut sudah dilakukan melalui analisa efisiensi pegawai kontrak. Pasalnya saat ini rumah sakit tersebut mengalami overload pegawai.
"Dengan melihat beban kerja dan analisa kerja dengan efesiensi pengurangan honorer ini, diupayakan tahun depan mereka bisa menjadi pegawai tetap. Sesuai arahan Menpan RB tahun depan tidak ada lagi pegawai honorer," jelasnya.
Abrar juga menegaskan dalam pemutusan hubungan kerja tersebut sudah melewati proses tahapan yang sebelumnya sudah diberitahukan dengan mempertimbangkan kompetensi, psikologi, kinerja, dan beban kerja.
"Rumah sakit ini bukan milik saya, bukan milik manejemen, tetapi milik masyarakat Kota Probolinggo," tegasnya.(tim)
0 Komentar