Liputan5news Sidoarjo - Pelaksanaan penjurian lomba Sidoarjo revitalisasi kali (Sidoresik) telah berakhir hari ini, Sabtu (29/1/2022). Ada 14 desa yang masuk dalam penilaian akhir, dimana pada penilaian akhir ini langsung dikunjungi Ketua PKK Sidoarjo Sa'adah Muhdlor didamping para pengurus dan para Dewan Juri Sidoresik.
Dari 14 desa itu penilaian lomba dibagi dua kategori ; sebanyak enam desa masuk dalam kategori sungai bersih yakni Desa Sidokerto – Buduran, Desa Gamping – Krian, Desa Cemandi – Sedati, Desa Kureksari – Waru, Desa Tropodo – Waru dan Desa Plaosan – Wonoayu. Sedangkan delapan desa masuk kategori Sidoresik, yakni Desa Ketapang – Tanggulangin, Desa kedungwonokerto-Prambon, Desa Cangkring- Krembung, Desa Tebel – Gedangan, Desa Sidorejo - Krian, Desa Kedungpeluk- Candi, Desa Kebonanom – Gedangan dan Desa Candinegoro- Wonoayu.
Penilaian Sidoresik di 14 desa tersebut berlangsung mulai tanggal 27-29 Januari. Pemenang akan diumumkan besok hari Minggu 30 januari 2022 di Alun-Alun Sidoarjo. Ada 8 dewan juri yang ditunjuk Pemkab Sidoarjo yaitu 2 orang dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, 4 orang dari unsur media massa, dan 2 orang dari Tim Sidoresik.
Poin penilaian dalam lomba ini selain kebersihan dan keindahan, ditambah adanya stan UMKM di sepanjang area Kali. Karena output dari program Sidoresik merevitaliasi Kali menjadi wisata baru atau wisata desa yang bisa mendorong peningkatan ekonomi warga yang ada di desa itu.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo Sa'adah Muhdlor menyampaikan, desa yang masuk pada tahap seleksi akhir penjurian kondisi sungainya rata-rata sangat bersih dan terlihat indah. Ditambah lagi dengan warna-warni cat bantuan Corporate Social Responbility (CSR) dari perusahaan-perusahaan swasta yang ikut mendukung program Sidoresik.
"Para peserta ditiap desa juga terlihat sangat kompak semua, bukan hanya Ibu-Ibu PKK tingkat desa saja yang bergerak menjaga kali tapi juga ada bapak-bapak, para remaja dan anak-anak dengan semangat ikut membantu menjaga kebersihan kali di desanya, program ini sangat positif karena bukan hanya sebatas seremonial saja tapi ada aksi nyata. Warga antusias dengan program ini," ujar Ning Sasha usai meninjau Califour Desa Ketapang, Tanggulangin.
Ning Sasha melihat ada potensi ekonomi atau peluang usaha di area kali yang sudah direvitalisasi dengan dipercantik itu. Karena tempat itu akan menjadi alternatif
tempat wisata desa dan menjadi jujugan orang. Melalui program Sidoresik ini, Ning Sasha berharap akan muncul puluhan wisata desa baru yang nantinya bisa dikelola sendiri oleh warga sekitar atau dikelola lewat pemerintah desa.
"Bisa dimanfaatkan untuk menjual produk UMKM dari desa tersebut. Produk unggulan seperti makanan olahan, makanan ringan ataupun kerajinan tangan. Membuka usaha skala kecil dan itu bisa dikelola oleh pemerintah desa setempat. Perputaran ekonomi akan berjalan ditiap titik Sidoresik," tuturnya.
"Seperti di Califour Ketapang, Tanggulangin sekarang tempat ini menjadi ramai pengunjung, terutama di malam hari. Saat siang hari pengunjung bisa menikmati es Kelapa Muda dan rujak cingur. Dinikmati bersama keluarga atau teman. Tempatnya juga asri karena banyak pohon yang rindang, ditambah pemandangan Kali Ketapang yang sudah dipercantik dengan cat warna warni," imbuhnya.
Ning Sasha menilai gerakan Sidoresik ini akan menjadi trigger, gerakan bersama merevitalisasi kali-kali di Sidoarjo yang tadinya kumuh, kotor dan tidak bernilai ekonomi akan berubah jadi bermanfaat, terutama membantu perekonomian warga sekitar.
"Dukungan pemerintah desa sangat diperlukan. Pemkab Sidoarjo bersama TP PKK se Kabupaten akan terus bergerak turun mengawal program ini," pungkasnya. (Yanti).
0 Komentar