Liputan5News Lumajang - Polemik SDN Jatimulyo 01 hingga kini Masih belum selesai hingga ramai di perbincangkan masyarakat di wilayah kecamatan kunir kabupaten Lumajang pasalnya tanah milik masyarakat atas nama B.Maiyeh Bu.Asma yang sudah lama di tempati Lembaga pendidikan tingkat dasar Negeri menjadi sengketa hingga terjadi penutupan pintu masuk sekolah yang di lakukan pihak Maiyeh Bu.Asma pemilik lahan.
Wali murid mengeluh dan meminta kepada DPRD kabupaten Lumajang agar menyampaikan ke pemerintah kabupaten Lumajang agar permasalahan di SDN Jatimulyo 01 cepat terselesaikan.
"tolong Pak supaya anak- anak kami cepat di pindah ke SDN 01 lagi , kalau di sini SDN 02 jaraknya terlalu jauh dan kami kaum buruh yang biasanya cari rumput sekarang ngantar anak ke sekolah" ungkap Nisun wali murid SDN Jatimulyo 01 ke Anggota DPRD kabupaten Lumajang Trisno Sa'at Sapa Beberapa wali murid di SDN Jatimulyo 02.
Polemik SDN Jatimulyo 01 hingga terdengar sampai ke salah satu anggota DPRD kabupaten Lumajang Trisno (Xing Trisno) dari fraksi PPP menurut Sutrisno dirinya mewakili masyarakat wali murid dari dapilnya yang akan membahas atau menyampaikan kepada Surat dan Maiyeh Bu asma juga akan berkoordinasi dengan ketua komisi D DPRD kabupaten Lumajang.
"Kemarin kita lihat di washap di YouTube yang mana muridnya itu di pindah ke SD 02 ,di awal mula di SD 02 ini hanya 46 kapasitasnya sampai di lahan parkir parkir, harapan saya datang kemari kebutuhan masyarakat yang mana sengketa ini masih dalam proses kasasi SD 01 ,saya tetap akan berikan solusi nanti saya akan berunding dengan maiyeh dengan mas surat bagaimana paling tidak bisa membuka untuk sementara sambil menunggu". Paparnya
Masih menurut Trisno "Pendidikan ini bukan mitra kami Mas kami atas dasar datang ke sini sebagai wakil rakyat dari dapil saya, tapi bukan dan fungsi dari komisi saya pada bidang kami, saya segera mengkoordinasikan kepada mas Supratman yang di situ adalah ketua komisi D, saya sudah minta ijin ke sini, asalkan tidak mengatasnamakan komisi D ya sudah silakan nanti dikonsolidasikan bagaimana langkah ke depannya ini supaya kita bersama-sama mengajukan untuk menganggarkan terkait sekolahan ini supaya bisa dibuka insya Allah dalam waktu sesingkat-singkatnya bisa dibuka". Tegasnya
Sedangkan di tempat terpisah di kediaman Surat sa'at di konfirmasi media liputan 5news.com menyampaikan "Saat ini masih proses Kasasi tapi harapan kami keluarga ingin pemerintah biar kasihan anak anak biar cepat terselesaikan dengan mediasi, itu harapan keluarga sini". Jelasnya
Surat menceritakan awal mula ada permasalahan sengketa lahan dari dirinya yang di suruh membersihkan kotoran ayam miliknya di halaman sekolah oleh kepala sekolah dengan memakai baju milik surat dan Maiyeh yang tidak boleh membuka warung di sekolah.
"Awalnya permasalahan ini pak saya dipanggil oleh Kepala Sekolah disuruh buang kotoran ayam saya pak, saya buang kotoran itu kog delalah kepala sekolah itu ngomong yang bersih membuang kotorannya itu akhirnya saya lepas baju saya pak saya bersihkan itu di latar (halaman) pak setelah itu, saya ngomong ke kepala sekolah kalau guru yang tauladan bukan seperti itu, bapak guru yang tauladan harus ngerti sejarah pak sampean ngerti ndak pak sejarahnya tanah ini tanahnya ini milik siapa tanahnya negara bilangnya kepala sekolah, kalau emang ini tanah tanahnya negara mana buktinya pak gitu saya pak, coba tanya balik sama saya kalau ini milik sampeyan mana buktinya langsung saya pak saya keluarkan bukti saya dan keluarga". jelasnya lagi (Tim/Rhm)