Liputan5news Sidoarjo - Kelompok Asuhan Mandiri (Asman) Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan Akupresur Plumpang Kampung Tin (Plukantin) asal RW 04 Dusun Plumpang, Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo mengikuti perlombaan kesehatan tradisional tingkat Kabupaten Sidoarjo.
Tim Plukantin diuji para juri dalam penilaian lomba kesehatan tradisional dengan pemanfaatan Toga dan Akupresur, Senin (25/10/2021).
Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sidoarjo menggandeng beberapa stakeholder. Kegiatan bertujuan agar komunintas mampu memberi dampak positif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sidoarjo.
Tim Penilai Pemkab Sidoarjo yang terdiri dari Dinkes, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Pangan dan Pertanian, PKK Sidoarjo dan Bagian Kesra. Mereka bertandang ke rumah warga kelompok Asman Toga dan Akupresur untuk melihat peran kelompok Plukantin dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri baik individu, kelompok maupun masyarakat.
"Lomba ini untuk mensupport dan membina masyarakat dalam meningkatkan kesehatan berbasis warga. Tujuannya, masyarakat bisa melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan tanaman toga yang ada di lingkungan sekitarnya. Toga selain menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan juga bisa mengatasi gangguan kesehatan," ujar Koordinator Tim Penilaian Pemkab Sidoarjo, Farhiyatul M.
Lebih jauh, Farhiyatul yang juga menjabat Kasi Pengelola Pelayanan Kesehatan Tradisional Dinkes Pemkab Sidoarjo menilai lomba ini tidak semata-mata harus menggunakan obat. Misalnya harus menunggu sakit dahulu baru diobati, akan tetapi dikuatkan pada sisi pencegahannya dengan memanfaatkan tanaman toga itu.
"Kelompok Asuhan Mandiri (asman) ini mengajak masyarakat untuk mencegah dan menjaga mulai dini kesehatan dengan ramuan toga zaman nenek moyang dulu seperti beras kencur, sinom, temulawak dan lain-lainya," imbuhnya.
Ketua Asman dan Akrupresur, Moch Afandi mengaku kali ini timnya membuat ramuan dan olahan toga terutama dari tanaman buah Tin. Salah satunya wedang teh dari daun Tin. Daun tin yang dibuat teh itu, terbukti dan dipercaya bisa menyembuhkan penderita diabetes agar tidak bergantung insulin. Bahkan setelah mengkonsumsi teh daun tin bisa dikontrol kadar gulanya.
"Unggulan tim kami buah tin dan toga lainnya. Untuk olahan makanan ada puding daun tin dan manisan buah tin. Selain itu, ada puding daun pepaya dan tumis daun pepaya serta lidah buaya," tegasnya.
Kepala Desa Penambangan, Helmy Firmansyah mengaku Pemdes siap mensupport dan mendukung penuh kelompok Plukantin dengan mengembangkan wisata petik buah Tin. Saat ini, pihaknya menyediakan lahan 3 hektar untuk lahan wisata petik buah Tin. Rencananya akan dipasarkan dan dikelolah BUMDes Penambangan.
"Pengakuan warga kami yang kadar gulanya naik setelah mengkonsumsi teh daun tin karya kelompok Plukantin lambat laun menurun. Ini bukti buah Tin memiliki segudang manfaat kesehatan. Seperti menyembuhkan kanker, menurunkan resiko penyakit diabetes (kadar gula), menurunkan tekanan darah dan memperbaiki pencernaan," jelasnya.
Pengakuan warga pengkonsumsi teh daun tim, Moch Irfan warga RT 07 RW 04 Desa Penambangan mengakui setelah mengkonsumsi teh daun tin setiap hari kesehatannya berangsur semakin membaik. Pria 49 tahun ini menceritakan awalnya cek kadar gula ternyata 350 kini turun 190.
"Saya mengkonsumsi teh daun tin rutin disarankan teman. Alhamdulillah terbukti lambat laun turun menjadi 190 dalam jangka sebulan setelah minum teh daun tin," tandasnya.(Yan)
0 Komentar