Liputan5News Probolinggo - Pembangunan Jaringan Gas (Jargas) merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang mana telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Pembangunan Jargas untuk Rumah Tangga di Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo (10.817 SR) ini tertuang dalam informasi publik LPSE ESDM, yang dimenangkan oleh PT. Pratiwi Putri Sulung, Bekasi - Jawa Barat dengan nilai tender Rp 76.972.758.310,28.
Namun sayangnya, pembangunan jargas di Kota Probolinggo diduga asal tutup lobang dan kurangnya rambu pada setiap galian, hal ini tentunya sangat membahayakan bagi pengguna jalan. Proyek ini mendapat sorotan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) LIRA Kota Probolinggo. Senin (08/02/2021).
Berdasarkan hasil temuan dilapangan galian jargas yang berada disepanjang Jl. Mayjend Panjaitan, Jl. Soekarno Hatta dan Jl. Brantas, diduga tidak sesuai standart K3 proyek jalan raya, dan pekerjaanya pun asal tutup lobang begitu saja.
Menurut Walikota LSM LIRA Prasetyo Eko, dirinya akan melayangkan surat kepada PT. Pratiwi, Dinas PU dan Kementrian ESDM terkait temuan dilapangan tersebut. Pasalnya ditengah masa PPKM ini Lampu PJU sepanjang jalan tersebut dimatikan oleh Pemerintah Kota Probolinggo, guna mengurangi mobilitas masyarakat pada malam hari.
"Saya akan layangkan surat pada PT. Pratiwi, Dinas PU dan Kementrian ESDM, karena pekerjaan ini masuk kategori Proyek Strategis Nasional, harusnya untuk K3 harus lebih diperhatikan. Apalagi pekerjaan ini di jalan raya, kurangnya rambu dan penerangan bisa menimbulkan bahaya pada pengguna jalan raya. Ditambah Pemerintah Kota Probolinggo memberlakukan pemadaman lampu PJU sepanjang jalan utama, dan proyek ini dilakukan pada ruas jalan utama." tegas pria yang akrab dipanggil Eko ini.
Hingga berita ini tayang, pihak penanggung jawab lapangan belum bisa dikonfirmasi. (tim)
0 Komentar