Dikonfirmasi tentang mutu beras yang jelek,Anis selaku agen e warung desa setempat menyatakan bahwa dirinya menerima sembako tersebut sudah dalam bentuk paket dari suplier."saya tidak tahu kalau mutu berasnya jelek mas,karena itu sudah dari pak imam ,suplier bulog .terangnya sewaktu dikonfirmasi dirumahnya.
Disamping kondisi beras yang bermutu jelek,sembako bpnt ini juga diberikan dalam bentuk paketan sehingga KPM tidak mempunyai pilihan menentukan kebutuhanya.Padahal model penyaluran bantuan pangan non tunai sistem paket ini diduga menyalahi aturan yang ada,baik Permensos nomor 20 tahun 2020 maupun pedoman umum (pedum) program sembako.
Menanggapi sistem paket dalam penyaluran sembako bpnt ke KPM ini,Imam selaku TKSK ( Tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) kecamatan tongas menyatakan bahwa penyaluran sembako bpnt sistem paket ini berdasar pada SE Bupati."itu bisa minta penjelasan langsung ke dinsos mas,terkait SE Bupati dan surat penunjukan dari Bulog pada suplier untuk distribusi beras program sembako.jelasnya via watshsp.
Sementara disinggung soal agen e warung yang masih mempergunakan mesin EDc yang bukan miliknya sendiri ,imam mengakui bahwa mesin EDc untuk agen desa tanjung rejo masih pinjam pada desa lain,karena agen sembako bpnt di desa tersebut belum ada dan masih tahap pengajuan pada pihak bank BNI.
Sementara muhammad Arif,kepala dinas sosial kabupaten probolinggo dikonfirmasi media Liputan 5news.com melalui pesan watshap terkait mutu beras sembako bpnt di desa Tanjungrejo kecamatan Tongas yang jelek dan tidak layak kinsumsi serta sistem paket dalam penyaluranya belum memberikan jawabanya.( Zein)
0 Komentar