Suasana Pasar Induk Bondowoso tampak sepi.
Liputan5news.com Bondowoso - Aktivitas masyarakat di kabupaten Bondowoso beraneka ragam dalam memenuhi kebutuhan hidup dan demi menyekolahkan anak-anaknya,salah satunya adalah berdagang di Pasar Induk Bondowoso.
Namun, masyarakat terkadang dihadapkan pada dilema terhadap suatu aturan kebijakan dinas terkait karena memaksakan kehendak untuk mengikuti program SNI tapi di satu sisi rela mengorbankan nasib rakyatnya,hal demikian mungkin tidak di sadari oleh seorang pemimpin dan tidak dipikirkan dampaknya dengan dicarikan solusi terbaik agar rakyatnya tidak dalam kondisi kelaparan karena tidak bisa normal lagi ketika berjualan dalam posisi selalu merugi karena tempat dan waktu yang di sediakan tidak menarik pembeli untuk mendatanginya untuk melakukan transaksi jual beli. Hal ini menjadi sebuah polemik dan derita tersendiri bagi pedagang daging ayam dan sayur di Pasar Induk
"Kami selalu merugi mas,ketika di pindah ke lantai atas untuk pedagang sore,kalau pedagang pagi masih mending karena banyak pelanggan warung dan rumah makan,kalau kami yang buka sore hanya pembeli rumah tangga yang kebutuhannya sedikit. Kalau mau di tertibkan,mengapa tempat saya jualan di bawah di tempati
jualan ikan lele, ini kan bukan penertiban tapi ketidak adilan yang
nyata mas" ,keluh pedagang inisial E kepada Bupati LSM LIRA dan wartawan liputan5news.com, sabtu (10/04/21).
"Kalau mau adil dan steril untuk ikut SNI, ya tertibkan semua untuk pindah ke atas, kosongkan di bawah, kan adil", kata pedagang sayur yang tidak mau di sebutkan namanya.
AHROJI,Bupati LSM LIRA, menyimak keluhan mereka dan melakukan investigasi ke pasar induk,apa yang menjadi keluhan para pedagang sore tidak serta merta di sikapi tapi harus dengan membuktikan fakta - fakta di lapangan.
"Kita kan sudah melihat sendiri faktanya,,bahwa pedagang lama di pindah ke atas tapi di bawah di ganti pedagang baru,walau lain jenis tapi tidak masuk akal kalau masih begitu untuk ikut program SNI.",ujarnya.
Dari hasil investigasi LSM LIRA dan wartawan liputan5news.com, bahwa diskoperindag tidak memberikan solusi terbaik bagi para pedagang lapak sore di pasar induk,melainkan hanya menerima masukan sepihak.
Bupati LSM LIRA mengirim surat ke bupati melalui sekda dan tembusan dinas terkait untuk pemerintah bisa bertanggungjawab memberikan solusi terbaik bagi pedagang lapak pasar sore.
"PJ Sekda Kabupaten Bondowoso sesuai dengan apa yang di sampaikan ke saya,sudah klarifikasi ke dinas terkait,sedangkan jawaban dinas terkait sudah di pindah ke atas semua. Dari hasil komunikasi dengan saya, bahwa beliau rencananya senin mau ketemu kita dan para pedagang, cuma waktunya tidak ditentukan",cetus Bupati LSM LIRA ini.
Buat saya jadi lucu ketika diskoperindag menginginkan pasar induk masuk SNI tapi faktanya seperti ini,tolonglah jangan bodohi rakyat dan jangan buat rakyat kelaparan",imbuhnya.(RJ/tim)
0 Komentar