Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Diduga Menjadi Sarang Pungli, Polsus Pasar Induk Bondowoso Menjadi Momok Bagi Pedagang.


Liputan5News.com Bondowoso - Pasar Induk Bondowoso merupakan pusat transaksi jual beli antara pedagang dan masyarakat untuk kebutuhan hidup masyarakat, namun siapa sangka banyak terjadi perbuatan tidak terpuji yang nyata sangat merugikan para pedagang di pasar induk tersebut.                    

Hal ini terungkap dari penulusuran wartawan liputan5news.com dan NGO LIRA yang melakukan investigasi atas keluhan dan pengaduan para pedagang lapak pasar sore di pasar induk Bondowoso, selasa (06/04/2021). Dari keterangan yang dihimpun dari beberapa saksi pelaku pasar yang berjualan di pasar induk Bondowoso, bahwa banyak pungutan yang mereka tidak tahu atas perintah pemerintah daerah atau siapa?

Ada puluhan pedagang lapak sore pasar induk yang bertemu dengan wartawan liputan5news.com dan LIRA berinisial A,S,E,J,N,H,M,B,N,R,V,L,dan H bersaksi dan menjelaskan terkait pungli yang terjadi di pasar induk Bondowoso.

"Ada yang namanya POLSUS (istilah para pedagang pasar menyebut oknum tukang pungut retribusi) bahwa mereka para pedagang yang mau masuk ke lokasi pasar lantai atas harus membayar uang Rp.3000,- kepada polsus tersebut sekali masuk, jika 2 kali masuk mereka harus bayar biaya 2 kali juga." Tutur salah satu pedagang yang minta namanya dirahasiakan.

menurut keterangan para penjual lapak pasar sore  tersebut, polsus tersebut bergantian jaga pintu masuk ke lapak pasar lantai atas, para polsus ini berinisial A,Y,S,dan S  melakukan itu selama 4 bulan para pedagang di pindah ke lantai atas dari berjualan di bawah karena ada penertiban dari diskoperindag.             

LSM LIRA Bondowoso melalui Bupati LIRA , AHROJI terus mendalami peran dan fungsi polsus ini, bertindak atas perintah dan terdaftar sebagai anggota dinas dengan gaji yang masuk dalam APBD atau tidak. 

"Kita masih mendalami lagi atas pengaduan dari para pedagang pasar induk ini, menurut keterangan mereka yang saya terima bahwa setiap mobil pengangkut sayuran yang masuk ke pasar induk Bondowoso itu ditarik uang parkir antara Rp.5000 - Rp. 10.000,- oleh polsus tersebut." Terangnya.

"Para pedagang lapak pasar sore juga menjelaskan bahwa polsus ini sangat arogan dan membuat para pedagang takut padanya. Semenjak ada isu para pedagang akan ditertibkan, pedagang lapak sore di pasar induk mulai resah dan bingung,di sinilah muncul namanya pak AM dari desa Poler juga seorang pedagang pasar sore di pasar induk,ibarat seorang pahlawan pak Am ini mengkoordinir para pedagang lapak pasar sore bahwa ada salah satu LSM yang siap membantu mengamankan dengan meminta imbalan Rp.5.000.000,-agar tidak di pindah lapak dagangannya." Imbuh Bupati LIRA Bondowoso ini.


"Pak AM ini menjelaskan kepada para pedagang lapak sore di pasar induk bahwa dia sudah bayar ke LSM tersebut,sehingga pak Am meminta iuran kepada para pedagang lapak pasar sore di pasar induk sebesar Rp.100.000,- per orang dan setiap hari wajib membayar iuran per setiap pedagang Rp.2000,-dari bulan mei 2020 sampai bulan januari 2021sebagai uang keamanan, namun faktanya para pedagang lapak pasar sore di pasar induk tetap di pindah oleh diskoperindag. Para pedagang lapak sore di pasar induk setiap hari bayar uang restribusi sebesar Rp.1000,- kepada petugas pasar baik ketika masih berjualan di bawah sampai mencoba berjualan diatas.setelah 4 bulan berjualan di lantai atas para pedagang lapak sore pasar induk ini turun lagi ke bawah karena mereka semakin merugi dan banyak yang gulung tikar karena tidak ada pembeli yang mau naik ke lantai atas,mereka turun karena tidak ada solusi dari pemerintah dalam hal ini diskoperindag. Mereka turun dari lantai atas mulai 21 april 2020 hingga tanggal 11 januari 2021 dan diminta naik lagi mereka tolak hingga saat ini. Selama 8 bulan para pedagang turun ke bawah lagi,mereka tidak pernah di tarik pajak retribusi oleh petugas pasar atas perintah mantri pasar Pak Hasan Basri tanpa ada alasan yang jelas sampai mereka para pedagang lapak sore di pasar induk tidak boleh berjualan lagi kalau tidak pindah ke lantai atas, padahal dampak dari berjualan di lantai atas jelas mereka sangat dirugikan karena tidak adanya pembeli yang mau naik ke atas." Tegas Ahroji pria yang akrab di panggil Roji ini.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Diskoperindag Bondowoso masih belum bisa dikonfirmasi oleh LSM LIRA Bondowoso. (Tim)

Posting Komentar

0 Komentar