Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Protes IPAL Dan Penyempitan Sungai, Ratusan Warga Demo PT. Bumi Subur Lumajang

Ratusan Warga saat orasi di depan pintu gerbang PT Bumi Subur

 
Liputan5news.com Lumajang - Ratusan warga Nelayan dan petani dari dua kabupaten yakni warga Kabupaten Lumajang dan warga Kabupaten Jember melakukan demo pada perusahaan udang PT Bumi Subur di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten lumajang, Rabu (11/10/2020) pagi. Pendemo protes terkait limbah dan penyempitan sungai. Karena dinilai banyak merugikan petani dan nelayan.

Pendemo berorasi di depan pintu gerbang PT Bumi Subur, setelah berorasi sejumlah perwakilan masuk menemui pihak tambak untuk mediasi. Kapolsek Yosowilangun Iptu Hariyanto menjadi mediator kedua belah pihak.

Ali Ridho salah satu warga meleman mengatakan dalam orasinya selama ini limbah dari PT Bumi Subur tidak dikelola dengan baik sebelum dibuang ke laut. Perusahaan juga dinilai belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang layak.

"Karena luasan (IPAL) tidak sesuai dengan tambak yang ada. Masak tambak seluas ini, IPALnya seperti itu, selama ini limbah yang dibuang ke laut, ketika panen udang, membuat hasil tangkapan nelayan menurun." tutur Ali pada awak media liputan5news.com.

Sumar salah satu warga nelayan Jember menambahkan, ketika ada buangan limbah waktu panen udang, nelayan kesulitan mencari ikan karena hasil tangkapan yang menurun, dampak dari limbah IPAL.

Sumar juga menuntut agar pihak PT Bumi Subur segera mengatasi permasalahan tersebut. Limbah dari perusahaan bisa dikelola dengan benar. "Permintaan kami agar pembuangan limbah di sesuaikan aturannya di buang dengan benar" paparnya.

Sementara terkait penyempitan sungai yang melewati kawasan PT Bumi Subur, Ali Ridho menambahkan, menyebabkan air sering meluap ke lahan pertanian ketika hujan. Dirinya mewakili petani, meminta agar sungai segera dilebarkan.

"Kita minta pelebaran sungai, karena ada penyempitan, kalau musim hujan, banjir di sana air meluap ke sawah petani" ucapnya.

 
Muhammad Asmin saat diwawancarai awak media.

Sedangkan manajer PT Bumi Subur, Muhammad Asmin menanggapi, terkait masalah IPAL dan mengakui bahwa IPALnya belum memenuhi syarat, pihaknya akan membangun 4 IPAL. Sementara ini masih proses mengurus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Karena harus ada kajian secara teknis.

"Untuk masalah IPAL itu sudah kita serahkan pada konsultannya di tingkat Provinsi, itu kita bayar pak Rp. 300 juta. Sudah 50% berjalan. Belum, saya masih ada hambatan ya. Harusnya kan empat lokasi IPAL, ini baru jalan satu, iya benar IPAL kami belum memenuhi syarat Masalah IPAL kita akan bikin empat, sementara kita masih mengurus AMDAL juga,” jelasnya

Ia menambahkan, saat ini PT Bumi Subur dalam masa panen udang. Sehingga tidak bisa menghentikan aliran limbah ke laut. “Jika dihentikan sementara, di tambak saat ini masih ada panen,” ucapnya. Namun perwakilan nelayan dan pihak tambak pun sepakat untuk membahas hal ini lebih lanjut di waktu berbeda.

Kemudian terkait penyempitan sungai, pihaknya lebih dulu akan membersihkan aliran sungai. Namun jika sudah dibersihkan, tetap banjir, pihaknya siap melebarkan sungai tersebut. Namun menunggu perizinan pihak yang berwenang.

Kita siap melebarkan sungai, kita tunggu keputusan dari pihak berwenang,” tambahnya.

Sementara Camat Yosowilangun Indriono Krishna Murti yang ikut dalam mediasi tersebut, sependapat, ada kajian secara teknis terkait pengelolahan limbah. “Jika berdampak pada masyarakat, minimal bisa segera dilakukan. Kita berkeinginan dalam AMDAL itu ada kajian teknis agar ada pemecahan masalah,” jelasnya.

Kapolsek Yosowilangun Iptu Hariyanto pun berharap, permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik-baik antara warga dengan pihak PT Bumi Subur. Ia ingin kondusifitas di wilayah tersebut tetap terjaga.(Red/Rhm)

Posting Komentar

0 Komentar