OPINI
ESKUL.JURNALISTIK PINTU MASUK BUDAYA LITERASI SEKOLAH
Meningkatkan minat membaca dan menulis pada murid merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh guru. Ini bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan.
Bisa dikatakan hanya sebagian murid yang memiliki kebiasaan membaca.Untuk murid yang memiliki kebiasaan menulis pun jumlahnya belum begitu banyak.
Hal ini bisa dilihat dari tingkat kunjungan murid ke perpustakaan sekolah.
Hanya sejumlah kecil murid -jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah murid di suatu sekolah- yang rutin membaca atau meminjam buku perpustakaan.
Tantangan meningkatkan minat murid pada sejumlah buku bacaan bisa di lakukan dengan membedah buku untuk dibahas di kelas sudah bisa lakukan juga, memberikan apresiasi pada murid yang gemar membaca , merangkum isi buku bacaan juga bisa dilakukan.
Sekarang apa lagi yang harus harus kita lakukan, agar siswa gemar membaca dan menulis ? Ekstrakurikuler itulah jawabannya.
Inilah Salah satu cara yang ampuh untuk "memaksa' murid mau membaca dan menulis adalah dengan membentuk kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik.
Langkah berikutnya adalah mencari pelatih ekskul jurnalistik yang handal.
terbersit bayangan sosok pelatih ekskul jurnalistik adalah orang yang memiliki latar belakang jurnalistik yang bagus, punya pengalaman bekerja di media massa, kaya dengan karya berupa tulisan yang enak dinikmati, dan yang terpenting dia mampu menyampaikan materi dengan bahasa yang renyah dikunyah oleh pemikiran remaja.
Di dalam ekskul jurnalistik ini murid mendapat bekal menulis berita yang berbobot dengan memasukkan unsur 5W 1H, mendapatkan bekal menulis artikel berat sampai dengan menulis feature, mendapat bekal menulis resensi buku, mendapat bekal menulis laporan perjalanan, mendapat bekal menyusun majalah sekolah, dan mendapat bekal melakukan interview narasumber berita.
Bagi murid terjun langsung ke lapangan untuk mewawancarai narasumber adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bagaimana mereka memperkenalkan diri, membina hubungan baik dengan narasumber, menyampaikan maksud kedatangan, menyusun draft wawancara, sampai dengan mengeksekusi sebuah wawancara adalah tantangan tersendiri yang harus ditaklukkan.
Sisi lain yang didapatkan dengan mengikuti ekskul jurnalistik adalah murid terasah kebiasaan membacanya. Untuk dapat menulis sebuah tulisan yang berbobot, murid melengkapi dirinya dengan referensi berupa bacaan baik dari buku, koran, atau artikel ddengan adanya ekskul jurnalistik ini adalah murid sudah memiliki karya berupa majalah sekolah Gallery
Setelah kebiasaan membaca dan menulis terasah, kini fokusnya adalah bagaimana murid memiliki kebiasaan menulis secara rutin. Peserta ekskul dimotivasi untuk memiliki sebuah blog guna menuangkan ide-ide di kepala dalam bentuk tulisan. Murid juga didorong untuk bergabung dalam blog jurnalisme warga (agung santoso, Ketua DPP FMN -Forum Media Nusantara)
0 Komentar